lihat, cermati, resapi hal-hal yang sering kali luput tak tersadari..

Posted by median | Posted in

Bekerja di salah satu pusat kegiatan organisasi olahraga yang langsung bersebelahan dengan GOR serta lapangan plus lintasan lari membuat sya hapal dengan tingkah polah atlet. Apa kegiatannya. Bagaimana kegigihan dan kedisiplinannya berlatih demi cita-cita mereka. Dan inilah sedikit cerita tentang mereka, cerita ini sya dedikasikan untuk orang-orang yang memiliki mental baja akan pilihannya dan semangat juang tinggi dalam keterbatasan yang ada.

Saat itu sedang jam istirahat. Hari panas terik. Sya memilih duduk di tribun GOR (rada adem disana) sambil menikmati semangkuk bakso. Nyantai saja sambil melihat-lihat kegiatan di lapangan lintasan. Dilapangan ada yang sedang berlatih lompat jauh. Ada yang sedang lari. Ada yang sedang latihan lempar cakram dan lainnya. Hal rutin biasa (lah wong namanya jg lapangan GOR wajar kan atlet pada latian). Lama kemudian sya baru sadar akan satu peristiwa. Diujung situ, lah kok ada atlet lempar cakram tapi tepat didepannya ada orang lain yang bertepuk tangan keras-keras, apa gk takut kena lempar? (walau jaraknya lumayan jauh).

Penasaran membuat sya bertanya kepada atlet lain yang kebetulan duduk didekat sya. Hasilnya? Ternyata sya baru tau kalau atlet itu buta dan yang didepannya adalah pelatihnya. Memberikan instruksi ke arah mana sang atlet hrus melempar cakramnya dengan cara bertepuk tangan sekeras-kerasnya. Ya sya baru sadar hal itu, walau sya sering kali melihat ada yang latihan di lapangan tapi sering kali yang sya lakukan ya hanya sekedar melihat dan sekedar lewat. Mana sya tau kalau yang berlatih dengan giat itu atlet yang cacat.

Dan sore itu menjadi sangat bermakna bagi sya. Alih-alih menikmati bakso sya lebih tertarik memperhatikan lagi secara seksama. Mendapati fakta bahwa atlet lompat jauh diujung sana menerima instruksi dengan bahasa isyarat. Atlet yang sedang pemanasan diujung lainnya tak punya tangan. Bahkan ada atlet buta yang lari berdampingan dengan pelatihnya. Beragam hal lainnya yang membuat sya takjub akannya. Benar kata orang-orang tua, sekali waktu coba pandangilah sekelilingmu dengan seksama. Lihat, cermati, resapi hal-hal yang sering kali luput tak tersadari. Ada berjuta makna yang sering kali kita abaikan begitu saja kawan.

Sya bru tau akan diadakan PORCADA (pekan olahraga orang cacat daerah) Jabar. Maka tak heran pula bahwa atlet-atlet tersebut semakin sering latihan. Yang bikin sya geleng-geleng kepala ialah, atlet-atlet tersebut tetap latian dengan giat. Bahkan dua kali porsi dari biasanya di tengah hari terik begini.

Pelatih taekwondo yg deket sama sya aja bilang “gila yah, gk capek apa?tengah terik gini lari terus. Dua kali porsi latian biasa pula”.

Saat pulang kerja sya menjadi kefikiran banyak hal. Merenung (halah, lagaknya sudah kayak pemikir kelas berat saja, hehe) bagaimana sya sering mengeluh dalam melakukan sesuatu atau sesudah mencapai sesuatu merasa cukup, bangga dan kadang suka berbesar hati akannya. Tapi apabila sya lihat perjuangan para atlet ini entahlah keluhan sya terasa kerdil sekali. Didalam keterbatasan mereka tetap berusaha (tak ada keluhan atau tingkah yang menunjukkan kepayahan saat latihan), sedangkan sya yang dilimpahi keleluasaan malah seringkali mengeluh inilah itulah (lagaknya sudah kayak yang paling kesusahan saja).

Rasa cukup, bangga dan berbesar hati itu terasa sangat kerdil setelah melihat mereka. Apa yang sya banggakan? Sedangkan sya mencapainya dengan banyak kemudahan. Kalau sya seperti mereka kira-kira apakah sya sanggup untuk mencapainya? Membayangkannya saja jerih hati sya. Bagaimana sya membayangkan sya kehilangan kedua tangan sya atau penglihatan sya tetapi bisa tetap berjuang seperti mereka, tak sanggup sya membayangkannya. Sungguh.. lihatlah mereka, tetap berupaya maksimal bahkan dua kali lipat dari biasanya untuk mencapai segalanya. Lah sya? Walah, mau apa-apa aja suka malas. Tidur saja dibanyakin. Latihan suka berleha-leha. Belom termasuk yang lainnya. PEMALAS sekali.

Selain itu sya belajar banyak dari satu sosok lainnya, sosok sang pelatih alias guru bagi para atlet ini. Sya cari tanya-tanya dan sya ketahui kalau dia adalah seorang atlet nasional yang memilih mendedikasikan dirinya untuk melatih atlet-atlet cacat. Lagi-lagi yang membuat sya super takjub ialah melatih atlet biasa saja sudah susah bukan maen capeknya. Blom hal lain yang sering kali suka membuat naik darah (entah karena atletnya bandel, alat yg terbatas, dan lainnya). Lah ini? Malah mendedikasikan dirinya untuk melatih atlet seperti ini. Ni orang punya stok kesabaran segimana?

Sya tersenyum saat menyadari bahwa seorang pelatih itu menjadi super spesial saat dia rela berkorban lebih untuk murid-muridnya. Bagaimana seorang pelatih itu harus bisa memiliki kesabaran super extra hanya untuk membuat muridnya mengerti dan paham maksud dari instruksinya, harus mau bersusah payah belajar bahasa isyarat pula, bahkan ikut terjun langsung lari bersama saat prakteknya.

Kira-kira seperti itulah seharusnya guru. Tak segan berkorban. Tak malu harus slalu mengupdate atau menambah kapasitas dirinya demi kemajuan muridnya. Serta tak kenal lelah untuk ikut dalam kegiatannya. Demi apa? Ya demi keberhasilan muridnya, demi senyum senang muridnya saat berhasil nantinya. Ya itulah sosok guru bukan? Bukan sosok yang malah segan untuk berkorban, bukan pula sosok yang merasa sudah cukup dengan ilmunya dan slalu mrasa sudah paling benar, atau malah sosok yang cuma bsa menyuruh sedangkan sendirinya sendiri tak mau turun bahkan hanya untuk sekedar mencontohkan saja.

Hari itu sya tutup dengan satu kesimpulan dari satu pertanyaan sebelum tidur menjelang“kira-kira sanggupkah sya menjadi seperti mereka?”. Menjadi orang yang tak cengeng akan keterbatasan. Menjadi orang yang rela berkorban demi kemajuan sesama yang membutuhkan bantuan. Sanggupkah sya??????


p.s: bagaimana dengan anda? Sanggupkah? read more..

Related Posts by Categories



Comments (0)

Posting Komentar

Posting Komentar